Sabtu, 14 Februari 2009

Perkembangan Remaja


Anak Usia Remaja anak usia pancaroba. Pada usia ini ia mencari jati dirinya. Lepas dari usia anak-anak ke usia remaja timbul sedikit kegoncangan (shock). Shock adalah istilah yang sering digunakan sehari-hari. Pernah dengar sok pintar, sok kaya, sok akrab, sok bagak, sok-sok-an, dan sebagainya berasal dari kata yang sama yaitu shock. Artinya gambaran suatu gejala yang dialami akibat karena pengaruh yang terlalu kuat sehingga timbul pertentangan batin. Kegoncangan yang terjadi karena perkembangan kejiwaan anak pada usia ini tidak sesuai denga pertumbuhan fisik dan beban tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Contoh dahulu ketika SD si anak tidak pernah lepas dari bantuan orang tua, kepercayaan tidak diberikan. Setelah anak pada usia SMP anak bantuan orang tua sudah mulai berkurang. uang jajan sudah mulai jarang diberikan, walau anak butuh kadang segan untuk meminta karena sudah merasa besar. Sementara dulu tidak pernah dikasih kepercayaan untuk membawa motor sendiri, sekarang sudah diperbolehkan membawa motor menjemput adik-adiknya pulang sekolah.

Ditinjau dari pertumbuhan fisik usia remaja biasa disebut usia puber. Puber artinya pertumbuhan bulu. Ada bagian-bagian tubuh tertentu yang sudah ditumbuhi bulu (rambut). Sehingga dari segi fisik pertumbuhan pada usia remaja ini sudah mulai sempurna. Bagi wanita pada usia ini mulai mengalami haid (Menstruasi) yang menandakan kematangan bagian reproduksi wanita sebagaimana wanita dewasa secara normal. Peningkatan status dari anak-anak menjadi remaja ini, anak-anak mengalami perkembangan psikologi yang hebat, pada saat mereka belajar cara menempatkan diri menjadi seorang anak remaja yang dapat dibanggakan. Mencari identitas diri. Mereka mencari nilai-nilai sendiri. Cendrung mengelompok, menjadikan kelompoknya menjadi kelompok acuan. Nilai-nilai kelompok dianggap lebih dari nilai-nilai lain yang diluar kelompoknya. Nilai-nilai yang ada disekolah, yang ada dirumah, yang ada dimasyarakat tidak jadi patokan. Dalam keadaan ini ada buku yang berjudul "bagaimana menghindari anak remaja terlibat masalah" yang ketika itu penulis buku tersebut menekankan dengan mengatakan bahwa
pada usia ini remaja sebenarnya mengharapkan betul bahwa orang tua sayang padanya, mereka senang mengetahui jika orang tua, orang-orang dewasa sekelilingnya sayang padanya.

Tetapi prilaku remaja yang sepertinya meng isolasi kan diri dari yang bukan kelompoknya menyebabkan banyak remaja terlibat masalah bertentangan dengan orang tua. Orang tua menganggap anaknya berubah jadi pelawan, bukan Pahlawan.
Anak-anak pada usia ini mereka bangga akan jadi dewasa, kuat, sehingga sepertinya hukum rimba berlaku siapa yang kuat dia yang hebat. Pada hal anak usia ini harga diri anak adalah diatas segala-galanya. Sehingga sering antara anak-anak remaja sering terjadi perkelahian. Situasi ini harus dihindari oleh orang-orang dewasa sekitarnya demi melindungi anak-anak, karena anak-anak tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dalam situasi seperti itu, akibatnya bisa fatal. Guru harus melerai perkelahian anak-anak jika terjadi di sekolah. Pelcehan terhadap harga diri sering menjadi penyebab timbulnya perkelahian. Sebabnya kadang sepele, misalnya karena temannya dengan sengaja memegang telinganya maka seorang remaja biasanya ada bahasa simbol, sehingga ketika temannya dengan sengaja memegang telinganya simbolnya berarti pelecehan terhadap harga diri orang yang telah berani memengang telinganya.
Dalam usaha mencari identitas diri anak-anak sering keliru persepsi. Seperti Kuat dan berkuasa identik dengan Dewasa. Berbuat seperti orang dewasa dianggap dewasa. Seperti merokok adalah kegiatan yang dilakukan orang dewasa banyak dilakukan remaja karena beranggapan orang merokok adalah orang dewasa. Tugas guru-guru dan orang tua merubah persepsi remaja ini agar dapat menimbulkan persepsi yang benar terhadap arti dewasa tersebut. Merubah kebanggaan pada diri sendiri dan nilai-nilai kelompok dirubah pada kebanggaan pada prestasi dan nilai-nilai baik, nilai-nilai keagamaan yang menyelamatkan manusia dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar